BID'AH-BID'AH DI BULAN MUHARROM

Rabu, 16 Desember 2009
Oleh: Abu Abdillah Syahrul Fatwa as-Salim


1.      Keyakinan bahwa bulan Muharrom bulan keramat

Keyakinan semacam ini masih bercokol pada sebagian masyarakat. Atas dasar keyakinan ala jahiliyyah inilah banyak dikalangan masyarakat yang enggan menikahkan putrinya pada bulan ini karena alasan akan membawa sial dan kegagalan dalam berumah tangga!! (-lihat- Syarh Masail al-Jahliyyah, DR. Sholih al-Fauzan hal.302). ketahuilah saudaraku, hal ini adalah keyakinan jahiliyyah yang telah dibatalkan oleh Islam. Kesialan tidak ada sangkut pautnya dengan bulan, baik Muharrom, Shafar atau bulan-bulan lainnya.

2.      Doa awal dan akhir tahun

Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid berkata: "Tidak ada dalam syariat ini sedikitpun doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia zaman sekarang banyak membuat bid'ah berupa doa, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharrom dengan sholat, dzikir atau doa, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali!!". (Tashih ad-Duu'a, Bakr Abu Zaid hal.107)

3.      Peringatan tahun baru hijriyyah

Tidak ragu lagi perkara ini termasuk bid'ah. Tidak ada keterangan dalam as-Sunnah anjuran mengadakan peringatan tahun baru hijriyyah. Perkara ini termasuk bid'ah yang jelek. (Bida' wa Akhto' hal.218. Lihat secara luas masalah ini dalam risalah Al-Ikhtifal bi Ra'si Sanah wa Musybahati ashabil jahim oleh Abdulloh bin Abdul Hamid al-Atsari)

4.      Puasa awal tahun baru hijriyyah

Perkara ini termasuk bid'ah yang mungkar. Demikian pula puasa akhir tahun, termasuk bid'ah. Hanya dibuat-buat yang tidak berpijak pada dalil sama sekali!. Barangkali mereka berdalil dengan sebuah hadits yang berbunyi;
مَنْ صَامَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ ذِي الحِْجَّةِ, وَاَوَّلِ يَوْمٍ مِنَ الْمُحَرَّمِ, فَقَدْ خَتَمَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ بِصَوْمٍ وَافْتَتَحَ السَّنَةَ الْمُسْتَقْبَلَةَ بِصَوْمٍ, جَعَلَ اللهُ لَهُ كَفَّارَةً خَمْسِيْنَ سَنَةً
"Barang siapa yang puasa pada akhir hari Dzulhijjah dan puasa awal tahun pada bulan Muharrom, maka dia telah menutup akhir tahun dengan puasa dan membuka awal tahunnya dengan puasa. Semoga Alloh menghapuskan dosanya selama lima puluh tahun!!". Hadits ini adalah hadits yang palsu menurut timbangan para ahli hadits. (al-A'lai al-Mashnu'ah, as-Suyuti 2/108, Tanziihus Syari'ah, Ibnu Arroq 2/148, al-Fawaid al-Majmu'ah, as-Syaukani no.280. Kritik Hadits-hadits Dho'if populer, Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi hal.114)

5.      Menghidupkan malam pertama bulan Muharrom

Syaikh Abu Syamah berkata: "Tidak ada keutamaan sama sekali pada malam pertama bulan Muharrom. Aku sudah meneliti atsar-atsar yang shohih maupun yang lemah dalam masalah ini. Bahkan dalam hadits-hadits yang palsu juga tidak disebutkan!!, aku khawatir –aku berlindung kepada Alloh- bahwa perkara ini hanya muncul dari seorang pendusta yang membuat-buat hadits!!. (al-Ba'its Ala Inkaril Bida' wal Hawadits hal.239).

6.      Menghidupkan malam hari 'Asyuro

Sangat banyak sekali kemungkaran dan bid'ah-bid'ah yang dibuat pada hari 'Asyuro. (lihat Iqtidho' as-Shiroth al-Mustaqim 2/129-134, Majmu' Fatawa 25/307-314 keduanya oleh Ibnu Taimiyyah, al-Ibda' fi Madhoril Ibtida' Ali Mahfuzh hal.56, 269, as-Sunan wal Mubtada'at hal.154-158, 191). Kita mulai dari malam harinya. Banyak manusia yang menghidupkan malam hari 'Asyuro, baik dengan sholat, doa dan dzikir atau sekedar berkumpul-kumpul. Perkara ini jelas tidak ada tuntunan yang menganjurkannya.

Syaikh Bakr Abu Zaid berkata: "Termasuk bentuk bid'ah dzikir  dan doa adalah menghidupkan malam hari 'Asyuro dengan dzikir dan ibadah. Mengkhususkan doa pada malam hari ini dengan nama doa hari 'Asyuro, yang konon katanya barangsiapa yang membaca doa ini tidak akan mati tahun tersebut. Atau membaca surat al-Qur'an yang disebutkan nama Musa pada sholat subuh hari 'Asyuro. (Bida' al-Qurro Bakr Abu Zaid hal.9). semua ini adalah perkara yang tidak dikehendaki oleh Alloh, Rosul-Nya dan kaum mukminin!!". (Tashihud Du'a hal.109).

7.      Sholat 'Asyuro

Sholat 'Asyuro adalah sholat yang dikerjakan antara waktu zhuhur dan ashar, empat rakaat, setiap rakaat membaca al-Fatihah sekali, kemudian membaca ayat kursi sepuluh kali, Qul Huwallohu Ahad sepuluh kali, al-Falaq dan an-Nas lima kali. Apabila selesai salam, istighfar tujuh puluh kali. Orang-orang yang menganjurkan sholat ini dasarnya hanyalah sebuah hadits palsu!! (al-Fawaid al-Majmu'ah no.60 al-Alaa'i al-Masnu'ah 2/92).

As-Syuqoiry berkata: "Hadits sholat 'Asyuro adalah hadits palsu. Para perowinya majhul, sebagaimana disebutkan oleh as-Suyuti dalam al-Aala'i al-Masnu'ah. Tidak boleh meriwayatkan hadits ini, lebih-lebih sampai mengamalkannya!!" (as-Sunan wal Mubtada'at hal.154)

8.      Doa hari 'Asyuro

Diantara contoh doa 'Asyuro adalah: "Barangsiapa yang mengucapkan Hasbiyalloh wa Ni'mal Wakil an-Nashir sebanyak tujuh puluh kali pada hari 'Asyuro maka Alloh akan menjaganya dari kejelekan pada hari itu".

Doa ini tidak ada asalnya dari Nabi, para sahabat maupun para tabi'in. tidak disebutkan dalam hadits-hadits yang lemah apalagi hadits yang shohih. Doa ini hanya berasal dari ucapan sebagian manusia!!. Bahkan sebagian syaikh sufi ada yang berlebihan bahwa barangsiapa yang membaca doa ini pada hari 'Asyuro dia tidak akan mati pada tahun tersebut!!. (Du'a Khotmil Qur'an, Ahmad Muhammad al-Barrok, buku ini sarat dengan khurofat dan kedustaan!!. [Bida' wa Akhtho hal.230]). Ucapan ini jelas bathil dan mungkar, karena Alloh telah berfirman:
إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاء لا يُؤَخَّرُ لَوْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya ketetapan Alloh apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui. (QS. Nuh: 4)

9.      Memperingati hari kematian Husein

Pada bulan Muharrom, kelompok Syi'ah setiap tahunnya mengadakan upacara kesedihan dan ratapan dengan berdemontrasi ke jalan-jalan dan lapangan, memakai pakaian serba hitam untuk mengenang gugurnya Husain. Mereka juga memukuli pipi mereka sendiri, dada dan punggung mereka, menyobek saku, menangis berteriak histeris dengan menyebut: Ya Husain. Ya Husain!!!

Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharrom, mereka lakukan lebih dari itu, mereka memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang sehingga berlumuran darah!!! Anehnya, mereka menganggap semua itu merupakan amalan ibadah dan syi'ar Islam!! Hanya kepada Alloh kita mengadu semua ini. (lihat Min Aqoid Syi'ah/Membongkar kesesatan Aqidah Syi'ah hlm.57-58, Syaikh Abdulloh bin Muhammad).

Alangkah bagusnya ucapan al-Hafizh Ibnu Rojab: "Adapun menjadikan hari 'Asyuro sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhoh karena terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalam kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik. Alloh dan rosulNya saja tidak pernah memerintahkan agar hari mushibah dan kematian para Nabi dijadikan ratapan, lantas bagaimana dengan orang yang selain mereka?!" (Lathoiful Ma'arif hlm.113)

Husain bin Ali bin Abi Tholib adalah cucu Rosululloh dari perkawinan Ali bin Abi Tholib dengan putrinya Fatimah binti Rosululloh. Husain sangat dicintai oleh Rosululloh. Beliau bersabda:
حُسَيْنٌ مِنِّي وَأَنَا مِنْ حُسَيْنٍ ، أَحَبَّ اللَّهُ مَنْ أَحَبَّ حُسَيْنًا ، حُسَيْنٌ سِبْطٌ مِنَ الأَسْبَاط
Husain adalah bagianku juga dan aku adalah bagian Husain. Semoga Alloh mencintai orang yang mencintai Husain. Husain termasuk cucu keturunanku. [HR. Tirmidzi: 3775, Ibnu Majah:114, Ibnu Hibban: 2240, Hakim: 3/177, Ahmad: 4/172, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah: 1227]

Husain terbunuh pada peristiwa yang sangat tragis, yaitu pada 10 muharrom tahun 61 H, disebuah tempat bernama Karbala, karenanya peristiwa ini kemudian lebih dikenal dengan peristiwa Karbala. (lihat kisah lengkapnya dalam al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir 8/172-191)

Namun, apapun musibah yang terjadi dan betapapun kita sangat mencintai keluarga Rosululloh bukan alasan untuk bertindak melanggar aturan syariat dengan memperingati hari kematian Husain!!. Sebab, peristiwa terbunuhnya orang yang dicintai Rosululloh sebelum Husain juga pernah terjadi seperti terbunuhnya Hamzah bin Abdil Mutholib, dan hal itu tidak menjadikan Rosululloh dan para sahabatnya mengenang atau memperingati hari peristiwa tersebut, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Syiah untuk mengenang terbunuhnya Husain!!. (Syarh al-Muharrom wa Yaum 'Asyuro, Abdulloh Haidir hal.29)

10. Peringatan hari suka cita

Yang dimaksud hari suka cita adalah hari menampakkan kegembiraan, menghidangkan makanan lebih dari biasanya dan memakai pakaian bagus. Mereka yang membuat acara ini, ingin menyaingi dan mengganti hari kesedihan atas peristiwa terbunuhnya Husain dengan kegembiraan, kontra dengan apa yang dilakukan orang-orang Syiah. Tentunya, acara semacam ini tidak dibenarkan, karena bid'ah tidak boleh dilawan dengan bid'ah yang baru!! Dan tidak ada satu dalilpun yang membolehkan acara semacam ini. (Majmu' Fatawa 25/309-310, Iqtidho as-Siroth al-Mustaqiem 2/133, Tamamul Minah, al-Albani hal.412)

11. Berbagai ritual dan adat di tanah Air

Di tanah air, bila tiba hari 'Asyuro kita akan melihat berbagai adat dan ritual yang beraneka ragam dalam rangka menyambut hari istimewa ini. Apabila kita lihat secara kacamata syar'i, adat dan ritual ini tidak lepas dari kesyirikan! Seperti meminta berkah dari benda-benda yang dianggap sakti dan keramat, bahkan yang lebih mengenaskan sampai kotoran sapi-pun tidak luput untuk dijadikan alat pencari berkah!!. (diantara adat ritual yang sering dilakukan didaratan Jawa adalah yang dikenal dengan istilah Kirab 1 Syuro. Acara ini sarat dengan kesyirikan, mulai dari keyakinan mereka terhadap benda pusaka keraton, keyakinan kerbau yang punya kekuatan ghaib, tirakatan dengan doa dan dzikir pada malam harinya dan kemungkaran-kemungkaran lainnya yang sangat jelas!!. Wallohul Musta'an)

            Demikianlah akhir yang dapat kami kumpulkan tentang amalan dibulan Muharrom. Semoga bermanfaat. Allohu A'lam.

Klik link ini untuk mendapatkan MUHARRAM BULAN KERAMAT terlengkap

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Kasih Komentarnya:

Ikuti kajian rutin MANHAJUS SALIKIN setiap Jum'at bersama al-Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa Download pengajian Jum'at ini dengan judul "Sholat Jum'at (1)"